Biennale Jogja XV

Tamarra

Posted on Oktober 11, 2019, 1:26 am
56 secs

Tamarra tinggal dan bekerja di Yogyakarta. Sebagai seniman, Tamarra berkarya dengan berbagai medium, antara lain performans dan tekstil. Tamarra ikut serta dalam berbagai kegiatan kesenian, di Indonesia maupun di luar negeri. Tamarra, misalnya, ikut serta dalam M/Others and Future Humans, Testing Ground, Melbourne (2018), Unsung Museum, di Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung (2016-2017), Ancient MSG, Gertrude Glasshouse, Melbourne (2015), dan sebagainya. Dia juga aktif melakukan berbagai riset dan proyek, khususnya terkait dengan isu-isu transgender. Di tahun 2019, misalnya, Tamarra melakukan penelitian kolaboratif dengan Emma Franklin tentang komunitas Bissu di Sulawesi Selatan. Tamarra juga mengembangkan We Are Human, sebuah proyek berbasis komunitas anak jalanan dan transgender. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan We Are Human sangat beragam, di antaranya, mengadakan lokakarya kerajinan tangan dan menginisiasi kelompok penyanyi transgender yang dinamakan Amuba.

Dalam empat tahun belakangan ini, Tamarra intens melakukan penelitian tentang komunitas Bissu, komunitas yang menjadi pemimpin spiritual dalam sistem kepercayaan masyarakat Bugis tradisional di Sulawesi Selatan. Bissu adalah satu dari lima sistem gender yang ada di dalam kepercayaan Bugis tradisional. Namun, alih-alih membicarakan soal sistem gender, Tamarra justru berfokus pada pengalaman perjalanannya–dia sebagai subjek yang tengah melakukan perjalanan atau ziarah. Dengan kata lain, Tamarra memosisikan dirinya tengah melakukan “perjalanan spiritual” untuk bertemu dengan komunitas Bissu. Tamarra akan menampilkan karya yang memberi gambaran perihal kehidupan spiritual komunitas Bissu serta aneka persoalan yang mereka hadapi, baik yang berlangsung di masa lalu maupun saat ini.

 

Sumber foto: facebook.com/multiculturalartsvic

SELANJUTNYA

Tajriani Thalib