Biennale Jogja XV

Citra Sasmita

Posted on Oktober 11, 2019, 2:23 am
2 mins

Citra Sasmita tinggal dan bekerja di Denpasar. Ia menempuh pendidikan sastra di Universitas Udayana dan fisika di Universitas Pendidikan Ganesha. Citra mengasah praktiknya sebagai seniman saat bergabung dengan kelompok teater kampus dan menjadi ilustrator cerpen di Bali Post. Karyanya menjadi sorotan ketika dipamerkan di Bali Art Intervention #1 (2016) karena dianggap menggambarkan tekanan sosial pada perempuan Bali. Citra ikut serta dalam berbagai pameran, antara lain Merayakan Murni, Sudakara Artspace Sanur, Bali (2016), Mabesikan Project, Art for Social Change Presentation, Salihara, Jakarta (2017), Redraw III: Ugahari, Edwin’s Gallery, Jakarta (2018), dan Synthesis (Wonders of Indonesia), National Gallery Kvadrat 500, Bulgaria (2019). Citra juga menjadi Gold Winner UOB Painting of the Year (2017). Pameran tunggal terbarunya berjudul Under the Skin dilaksanakan di REDBASE, Yogyakarta (2018).

Citra Sasmita akan mengajak kita untuk melihat betapa kakawin di Bali sulit untuk menjadi teks kanon seperti di Jawa. Kalaupun ada narasi-narasi kanon, terutama babad di Bali, ia tidak pernah lepas dari narasi kanon yang ada di Jawa. Teks kanon semacam itu lebih sebagai teks “plat merah”, maskulin, dan lahir di lingkungan istana–yang dalam pandangan Citra, sekadar mengakomodir gagasan elit pria di istana. Kakawin yang lahir di Bali sifatnya lebih fragmental (tidak berbentuk epos atau babakan) dan umumnya lahir di luar lingkungan istana. Di dalam karyanya, Citra mencoba untuk menghadirkan sebuah konteks baru, merekonstruksi narasi historis (lama) seperti narasi peperangan dan seksualitas. Di dalam narasi yang dibuat oleh Citra, tokoh perempuan menjadi pusat penceritaannya, sehingga sisi heroik dan protagonis yang selama ini ditampilkan melalui perspektif maskulin, dapat dilihat ulang melalui perspektif yang berbeda.

SEBELUMNYA

Ika Vantiani

SELANJUTNYA

Made Bayak