Biennale Jogja XV

Arif Setiawan

Posted on Oktober 12, 2019, 1:59 am
43 secs

Arif Setiawan adalah sutradara, penulis naskah dan juga aktor yang tinggal di Pontianak ini biasa dipanggil ‘Aib’. Dia aktif dalam skena perteateran di Pontianak dan mengajar di Sanggar Teater Linka SMAN 1 Pontianak dan menjadi pengururs di Grup Teater Jaya Abadi Makmur Bersama. Ia terlibat dalam Parade Teater 2010, juga pernah aktif dalam Forum Masyarakat teater Kalimantan barat. Naskah terakhir yang dikerjakannya Spesies terakhir di Muka Bumi menghilangkan batas antara panggung-penonton-aktor menjadi sebuah pementasan interaktif yang menarik. Pementasan ini mengajak kita berfikir tentang gravitasi dan ukuran dari “dosa”, menempatkan kita pada situasi-situasi dilematis dimana kesadaran-nurani dan kenyataan-pragmatis berada dipersimpangan jalan.

Aib adalah peserta Residensi Kelana Laut, dimana ia menghabiskan waktu 1 bulan di perkampungan nelayan Desa Pambusuang, di Poliwali-Mandar Sulawesi Barat. Selama residensi ia sangat tertarik perilah praktek Passauq Wai ataupun Penimba Air. Praktek ini adalah praktek temurun yang biasanya dilakukan oleh perempuan. Mereka mengambil air di bantaran pasir Sungai Mandar, memasukkannya ke dalam puluhan jerigen air dan berenang menarik jerigen-jerigen itu untuk dijual atau dipakai sendiri. Passauq Wai sampai sekarang masih menjadi tulang punggung penyediaan air di beberapa daerah di Mandar karena belum dibangunnya prasarana air bersih yang memadai. Untuk Biennale Jogja, Aib akan menampilkan instalasi dan performance yang akan menggambarkan praktek Passauq Wai oleh para perempuan Mandar ini.