Biennale Jogja XV

Bounpaul Phothyzan

Posted on Oktober 08, 2019, 4:59 pm
2 mins

Bounpaul Phothyzan (lahir 1979, Champasak, Laos) adalah seorang seniman kontemporer yang praktiknya berfokus pada Land Art, seni instalasi dan video. Ia lulus dari Institute ofFine Arts pada 2007, dan kemudian mendapatkan beasiswa untuk belajar master seni Visual di Universitas Mahasarakham di Thailand.

Pameran tunggalnya termasuk Champa Muang Lao exhibition (2004), Turning Point exhibition di Mask Gallery (2015), dan River Flows Through My Soul exhibition (2019) di Vientiane Laos. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai pameran internasional termasuk Singapore Biennale (2013), Singapore Arts Stage (2014), The 5th Fukuoka Asian Art Triennale, Japan (2015), Remembrance Reimagining ASEAN + KOREA in Jakarta, Indonesia (2016), Gwangju International Art Festival, South Korea (2017), Imaginarium: To the Ends of the Earth at the Singapore Art Museum (2018), Thailand Biennale di Krabi, Thailand (2018), The 9th Asia Pacific Triennial in Brisbane, Australia (2018).

Karya ini terinspirasi dari situasi sekarang tentang manusia yang selalu mengambil keuntungan dari alam, termasuk fenomena deforestasi untuk pertanian, perluasan populasi dalam komunitas urban, dan berbagai aktivitas yang diciptakan manusia. Bounpaul tertarik untuk mendalami narasi itu melalui sebuah kisah rakyat yang dipercaya sebagai muasal masyarakat Laos.

Di masa lalu, sebelum lahirnya ras Laos, ada sebuah guci besar yang disebut Nam-Tao-Poung. Dalam cerita itu disebut bahwa ada sepasang orang tua yang memecahkan guci dan kemudian membiarkan orang di dalamnya untuk keluar. Dan kisah ini dipercaya menjadi narasi kelahiran etnik Laos.

Selain itu, legenda lokal ini menunjukkan isu-isu di luar prinsip antropologis tentang manusia yang lahir dari alam, sebelum akhirnya berkembang menjadi berbagai bentuk. Sembari kita menghadapi alam, dan bergantung padanya untuk hidup, serta terus mengubah bentang alam, mengapa kita terus merusak alam?

 

Sumber foto: Kanal YouTube singaporeartmuseum.sg

SELANJUTNYA

Nge Lay