Siam Candra Artista lahir pada tahun 1995 di Mataram. Ia menyelesaikan studi di Institut Seni Indonesia Jurusan Seni Lukis pada tahun 2018. Saat ini Siam berdomisili di Yogyakarta. Ia aktif berkarya sejak menempuh pendidikan di SMA N 6 Kota Cirebon tahun 2013. Siam tertarik membicarakan fenomena masa kini yang ada di media sosial maupun lingkungan pertemanannya dan merefleksikan hal tersebut dengan masa lalunya untuk mencari kesinambungan. Siam berkarya melalui medium painting pada kanvas dan mengeksplorasi medium lain seperti kertas, emblem, kayu, dan batik.
Pada tahun 2018 Siam menggelar Pameran Tugas Akhir bertajuk “Keep Me On Fire” di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta. Ia juga aktif berpameran secara kolektif seperti pada pameran “Young Artist Talk About Young Artist Whos Talking About Young Artists” Medium Rare Art Exhibition di Ace House tahun 2017 dan pameran Seni Personal “Katarsis” di Redbase tahun 2018. Pada Mei 2019 lalu ia berkolaborasi dengan Olski, band indie pop asal Yogyakarta.
Siam Candra Artista menghadirkan karya instalasi berupa meja kerja animator dengan tiga buah monitor yang menampilkan motion graphic disertai alat gambar dan cerita hero karangan remaja. Pada karya ini Siam merefleksikan fenomena game Mobile Legend yang dia alami setahun lalu. Hal tersebut berangkat dari pengalamannya saat menyaksikan remaja usia 13-15 tahun, yang dengan santai dan sengaja mengetik kalimat-kalimat dengan tujuan untuk merundung sesama pemain atau lawan main dalam permainan tersebut. Muncul pertanyaan, mengapa para remaja melakukan hal tersebut? Apakah hal tersebut berpengaruh terhadap imajinasi mereka, mengingat ada yang sudah bermain Mobile Legend selama 3 tahun.
Siam pun mencoba mencari tahu imajinasi remaja usia 13-15 tahun setelah bermain Mobile Legend dengan cara mengajak 12 remaja di sekitar tempat tinggalnya (Wiyoro, Banguntapan) berkolaborasi untuk membuat karakter hero dengan latar belakang cerita, visual, senjata, maupun kemampuan sama seperti yang ada di Mobile Legend. Yang berbeda, Siam meminta mereka untuk menggali karakter hero tersebut dari hal-hal terdekat. Bersama mereka, Siam pun menggambar karakter-karakter yang sudah dirancang sesuai dengan detail yang mereka inginkan.
Pada karya ini Siam menghasilkan tiga karakter, salah satunya bernama Waysem (Wayang Semar), yang menggunakan fenomena Gunung Merapi sebagai latar belakang. Berkolaborasi dengan animator dan music director, ketiga sketch karakter tersebut diolah menjadi motion graphic.
Di karya ini, Siam tidak ingin menilai bahwa game membawa dampak baik atau buruk bagi pemainnya. Siam ingin pengunjung melihat dan berinteraksi langsung seperti halnya kolaborator. Pengunjung diharapkan menilai sendiri apakah game ini berdampak baik atau buruk setelah membaca dan menyaksikan cerita anak-anak remaja ini. (*)