Biennale Jogja XV

Barasub Bicara Tentang Jejak Historis Persoalan Transgender

Posted on July 31, 2019, 8:15 pm
53 secs

Barasub terbentuk pada tahun 2015, awalnya mereka berangkat dari terbatasnya penerbitan mengenai sekuensial, komik, dan novel grafis pada masa itu. Kemudian kolektif Barasub muncul untuk membicarakan dan menghadirkan kembali dengan gagasan-gagasan yang baru, sebagai pembeda generasi penerbitan yang lama. Barasub beranggotakan 5 orang yang bergelut di dunia visual dan berasal dari mahasiswa Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Konsistensi mereka untuk bergelut di dunia penerbitan hingga saat ini menggembangkan gagasan dan ide yang bersinggungan dengan humanisme, hingga merambat ke sains kemudian diolah kembali dan dipresentasikan dengan cara masing-masing karakter anggotanya. Mereka juga menggunakan kompilasi komik sebagai medium untuk penyampaiannya terhadap science fiction, psikologi, filsafat dengan hal-hal yang sifatnya metafisika.

Dengan menggunakan medium digital dan publishing, Barasub mencoba untuk menyelaraskan gagasan awal mula dari akar terbentuknya karya ini. Berangkat dari salah satu gagasan anggota Barasub yang memiliki hubungan erat dengan transgender, salah satu dari anggotanya mengungkapkan bahwa ia memiliki pengalaman dengan transgender yang merupakan seorang guru sewaktu sekolah dasar. Guru tersebutlah yang menuntutnya meminati dan memasuki dunia seni rupa hingga saat ini.

Karya ini sebagai wujud penghormatan kepada gurunya yang sudah berpulang ke rahmat Tuhan YME. Kemudian ide ini dikembangkan kembali setelah melalui beberapa pendekatan dengan kelompok transgender, salah satunya ada di pesantren waria Kotagede. Di sana mereka menemukan dan mempelajari beberapa jejak historis persoalan transgender. Temuan-temuan tersebut diakui sebagai hal-hal yang tidak terpikirkan mengenai permasalahan dan orientasi sebagai transgender. (*)