Biennale Jogja XV

TacTic Mengritisi Limbah Plastik Dengan Mengolahnya Menjadi Karya Seni

Posted on August 05, 2019, 11:53 am
2 mins


TacTic merupakan sebuah kelompok yang terbentuk tahun 2016 yang beranggotakan empat seniman; Ayu Arista Murti, Mutiabunga, Ryani Silaban, dan Lily Elserisa. Kelompok seni rupa TacTic terbentuk dari keprihatinan terhadap banyaknya sampah, terutama limbah plastik. Sebagai dedikasi untuk mengurangi dan memberikan wawasan tentang sampah plastik, kelompok ini ingin ikut serta mengambil langkah kepedulian terhadap sampah plastik, terutama dalam ranah seni. TacTic memiliki fokus pada pengolahan limbah plastik menjadi sebuah karya seni yang lebih bernilai.

Pada 2016, Mutiabunga dan Ayu Arista Murti awalnya berinisiasi untuk mengumpulkan limbah kantong plastik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Imogiri, Bantul. Hingga tahun 2018, TacTic mendapatkan kesempatan untuk membuat karya kolaborasi dalam pameran “Reracik” Bumbon Project #5 di Sangkring. Pada Oktober 2018, TacTic pameran “Masa Subur: Efek Samping”, dan memberikan workshop mengenai pengolahan dan cara pengepresan plastik di Karja Artspace, Ubud, Bali. Tahun 2019, TacTic menginisiasi program Adopsi Plastik melalui sosial media.

Pada karya ini, TacTic, berkolaborasi dengan Galih Dwi Jayanto, peneliti dalam bidang geografi. Mereka melakukan penelitian dan pemetaan dari mana sampah-sampah plastik di Kota Yogyakarta berasal. Hasil dari penelitian tersebut ditambah dengan pengalaman donasi online kantong plastik yang dilakukan oleh TacTic, membuktikan bahwa sebagian besar sampah plastik di Yogyakarta berasal dari pemukiman mahasiswa yang dikelilingi oleh minimarket dan supermarket.

Keberadaannya menawarkan berbagai kemudahan dan narasi ekonomis. Setiap 100 meter, minimarket dapat ditemukan dengan mudah. Hal tersebut memengaruhi kebiasaan belanja masyarakat yang tidak diimbangi dengan kesadaran menggunakan plastik. Kecenderungan warna merah, biru, dan putih mencitrakan warna-warna minimarket dan supermarket di Yogyakarta.

Kalimat-kalimat satir dibahasakan ulang dari pendapat-pendapat responden perihal isu plastik. Bentuk lingkaran merupakan citraan sederhana dari pemetaan daerah dengan konsumsi plastik terbesar, yang saling dihubungkan dengan garis menyimbolkan mikroplastik yang diperbesar. (*)