Biennale Jogja XV

Di Pembukaan Biennale Jogja XV, The Beast Kids Bakal Menampilkan Lagu Karya Sendiri

Posted on October 16, 2019, 10:32 am
2 mins

Personal Band The Beast Kids terdiri dari lima orang anggota personil diantaranya, Rafa dan Hope sebagai vokalis, Danish pemain gitar, Brian  pemain bass dan Daffin pemain drum. Band ini terbentuk dari sekumpulan anak-anak yang bersekolah di Sekolah Tumbuh Yogyakarta, karena memiliki minat dan ketertarikan dalam bermain musik dan bernyanyi, akhirnya mereka membentuk The Beast Kids. Band ini telah tampil di berbagai panggung seni di Yogyakarta, di antaranya; Artjog 2018, Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Pembukaan Pameran di Tirana Art House, dan perform di Plaza Ambarukmo.
The Beast Kids memiliki makna ‘monster’ (Beast), dengan perpaduan genre Rock dan Metal, mereka kerap membawakan lagu-lagu dengan lirik bahasa Inggris. Mereka mengaku lebih mudah melantunkan lagu-lagu barat, karena bahasa lagunya yang erat dengan bahasa sehari-hari dan mudah dimengerti. Biasanya pemilihan tema lagu yang akan dipentaskan tergantung pada kesukaan dan minat personil band The Beast Kids.

Pada pembukaan Biennale Jogja XV ini, The Beast Kids akan menampilkan tema 90an. Berbeda dengan pertunjukkan biasanya, selain cover lagu-lagu barat, kali ini The Beast Kids bakal menampilkan tiga lagu karya sendiri. Dua lagu di antaranya dengan lirik bahasa Indonesia, ‘Jalan Memutar’, dan ‘Ke Tosari’/

“Ke Tosari lewat Kemayoran Pasar Baru, Lapangan Banteng, lewat Monas, lewat Sudirman akhirnya sampai ke Thamrin,” begitulah sepotong lirik ‘Ke Tosari’

Sedangkan lagu ‘The Wolf’ dengan lirik berbahasa Inggris berkisah tentang seorang perempuan yang sedang menyusuri sebuah hutan, namun di tengah perjalanannya menemui seekor serigala, si perempuan mengira serigala ingin mencekamnya, tetapi ternyata serigala itu mengajaknya menjadi seorang teman. Lagu ini bercerita tentang musuh yang menjadi seorang teman.

The Beast Kids sangat menyukai musik, mereka dapat membagi waktu saat belajar dan latihan bermusik, bahkan guru di sekolah juga mendukung minat bakat mereka dalam bermain musik. (*)