Biennale Jogja XV

Meliantha Muliawan Merekonstruksi Kartu Pos Sebagai Benda yang Diabaikan

Posted on July 23, 2019, 2:25 pm
2 mins

Untuk pameran Pra Biennale, Meliantha Muliawan akan mengangkat gagasan tentang kartu pos sebagai benda yang diabaikan. Gagasan ini berangkat dari pengalamannya ketika sedang berlibur. Meli melihat bahwa kartu pos tidak lagi  berfungsi seperti sebelumnya. Saat ini, sebagian besar pembeli kartu pos biasanya merupakan kolektor. Sangat jarang menemukan orang yang membeli kartu pos untuk berkirim surat. Berangkat dari hal tersebut, Meli mulai mengumpulkan kartu pos selama dua bulan. Berbagai kartu pos tersebut secara tidak sengaja ia temukan di toko buku atau saat transit di bandara. Dari hasil temuannya, ternyata beberapa kartu pos yang ada di Indonesia memiliki template serupa.

Setiap kartu pos tersebut menampilkan lanskap pemandangan atau tempat wisata. Beberapa yang lain menampilkan potret kebudayaan, seperti tarian, juga flora dan fauna. Yang Meli sadari kemudian bahwa konten-konten visual dalam kartu pos tersebut menampilkan objek-objek yang tergolong mainstream di Indonesia, seperti Bali dan Jakarta. Sulit sekali menemukan kartu pos yang menampilkan visual daerah-daerah pinggiran. Kartu-kartu pos ini akan Meli keraskan dengan rasin dan dicat ulang sesuai dengan gambar aslinya.

Meli akan melipat dan menutup tepat di point of view atau objek-objek pada kartu pos tersebut. Sehingga nanti pengunjung yang datang harus menebak visual apa yang direpresentasikan di setiap kartu pos tersebut. Yang menarik adalah proses menebak tersebut juga menjadi cara untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan empati orang-orang mengenai tempat-tempat wisata di Indonesia.

Meliantha Muliawan, atau akrab dipanggil dengan Meli, lahir pada tahun 1992 di Pontianak. Setelah menyelesaikan studi di Institut Teknologi Bandung Jurusan Seni Rupa Murni pada tahun 2014, Meli berdomisili di Yogyakarta. Setahun setelah lulus, Meli mulai aktif mengeksplorasi rasin sebagai medium berkarya. Ia menggunakan benda-benda yang bisa menyerap rasin seperti kardus atau kain yang selanjutnya dibuat ulang dengan cara dikeraskan seperti patung lalu diolah dengan teknik painting.

Meli tertarik untuk mengangkat benda sehari-sehari yang tidak simbolis atau domestik pada karyanya. Pada tahun 2017 Meli melakukan residensi di Redbase Foundation dan menggelar pameran tunggal dengan judul “Transclusent”. Meli juga mendapat penghargaan sebagai Top 3 Finalist of ‘Young Artist Award’ di Enlightment ARTJOG 11 dengan karya berjudul Vague Shapes in the Light di tahun 2018. (*)

Studio Visit Seniman Meliantha Muliawan