Khairulddin Wahab adalah seniman yang tinggal di Singapura. Ia menyelesaikan pendidikan seni di LASALLE College of the Arts, Singapore – Goldsmiths University of London, UK dan meraih sarjana seni dari LASALLE College of the Arts, Singapura. Wahab menggunakan lukisan untuk membicarakan spritualitas, mitologi, dan mistisisme dalam sejarah Singapura dan Asia Tenggara secara umum.
Wahab telah mengikuti berbagai kegiatan seni baik di lingkup regional maupun internasional seperti, Art Triangle, Balai Seni Lukis Negara, National Art Gallery, Malaysia (2010), Arte Laguna Prize, Romanian Institute, Venesia, Italia (2013). Pameran tunggal terakhirnya adalah Island Story, UOB Art Gallery, UOB Plaza, Singapura (2019). Salah satu karya Wahab dinobatkan sebagai Painting of the Year pada kompetisi seni UOB tahun 2018.
Wahab dikenal dengan lukisan-lukisan kritisnya terhadap sejarah dan struktur kuasa kolonial di Singapura. Namun, untuk Biennale Jogja, dan untuk pertama kalinya, dia akan mempresentasikan sebuah proyek fotografi yang ia kerjakan pada tahun 2014 ketika melakukan perjalanan ke Eropa.
Dalam karyanya, ia mengambil dan mempergunakan cara ungkap fotografi kolonial di mana fotografi menjadi sebuah cara tatap kolonial bangsa Barat terhadap tanah jajahan. Dalam fotografi kolonial, kuasa dan kontrol dipertontonkan dengan gambar-gambar landscape atau potret dengan latar landscape tanah jajahan, selayaknya sebuah cinderamata.
Dalam proyek ini, Wahab seolah mengajukan sebuah skenario subversif atas apa yang dianggap normal dalam wacana kuasa dunia/Barat melalui potret-potret dirinya berbusana melayu di landscape-landscape eksotis eropa.
Sumber foto: uobpoy.com