Moe Satt adalah seorang seniman konseptual dan performans serta seorang kurator. Pada 2008, ia mendirikan dan menyelenggarakan Beyond Pressure, sebuah festival performans internasional di Myanmar. Dalam karya-karyanya, yang terentang dalam berbagai medium seperti fotografi, patung, video dan instalasi bunyi, Moe Satt menunjuk isu-isu sosial politik provokatif tentang Myanmar yang masih dikuasai militer, misalnya mendiskusikan peran agama dan peran individu dalam masyarakat.
.
Ia telah berpartisipasi dalam beberapa program residensi seperti ACC in New York (2017); IASPIS in Umeå, Sweden (2016); dan International Residence at Recollets, Paris (2015). Ia telah berpameran di beberapa gelaran seperti Political Acts: Pioneers of performance art in Southeast Asia in Melbourne (2017); CAFAM Biennale, Beijing (2013); dan Busan Biennale (2012). Moe Satt adalah finalis untuk Hugo Bos Asia Art Award 2015.
Dalam video karyanya, Moe Satt merekan gerakan tangan dari orang-orang di sekitarnya, mulai dari buruh yang bekerja di jalanan dan di pasar sampai teman-teman dan seniman lokal. Ia mengajukan pertanyaan: apakah menurutmu gestur tangan bisa menceritakan sebuah kisah? Tentang kesedihan, sukses, dan sebagainya. Ada tangan-tangan bergerak, bekerja, makan atau sedang berkomunikasi. Moe Satt mengumpulkan banyak cerita tentang tangan yang liyan.
Video ini menegaskan karakter otonom dari sebuah gerak tak terencana yang mengikutinya. Tangan-tangan menunjukkan diri seolah mereka memiliki pemikiran mereka sendiri, dan selalu menjadi bagian dari aktivitas yang sedang dilakukan. Apakah gerakan tangan bisa menjadi kunci untuk memunculkan kerja dari dalam yang ada dalam setiap kebudayaan? Sepertinya bisa. Melihat bagaimana gerakan tangan ditentukan oleh apa yang mereka sentuh lalu mereka tinggalkan.
Sumber foto: ocula.com