Moelyono (Indonesia), Thanom Chapakdee (Thailand) dan Tran Luong (Vietnam) adalah tiga seniman dari generasi yang sama. Karya-karya mereka sangat berkait dengan konteks-konteks politik di negara masing-masing, di mana periode ketika mereka mulai berkarya persoalan sensor dan kontrol negara sangatlah krusial. Pada Sabtu, (19/10) di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, ketiga seniman ini menantang resiko untuk memperjuangkan kebebasan berpikir dan berkarya, membuka narasi-narasi yang disembunyikan. Bagi mereka, seni adalah sebuah jalan politik, untuk memperdengarkan suara-suara yang dibungkam.
Dipandu oleh Naomi Srikandi, yang juga berbagi pengalaman dalam seni dan aktivisme dalam beberapa tahun terakhir. Mereka memaparkan bagaimana bergulat menemukan jalan politik, bagaimana kerja seni dan aktivisme dalam konteks perubahan rezim dan sistem seni yang berubah. Diskusi ini membongkar Praktik dan gagasan keberpihakan dari ketiga seniman.