Yim Yen Sum memulai karirnya di dunia artistik pada tahun 2006 di Dasein Academy of Arts, Malaysia. Pada tahun 2016, Yim Yen Sum mendapatkan penghargaan ‘Painting of The Year’ dari United Overseas Bank (UOB). Ia telah berpameran di beberapa galeri dan institusi di Malaysia. Karyanya yang berjudul ‘The Floating Castle’ mencoba menekankan permasalahan ekosistem kebudayaan dan tradisi yang semakin rapuh serta terancam.
Yim Yen Sum menunjukkan ketertarikan isu mengenai tradisi dan kebudayaan yang berkaitan dengan relasi antar manusia di dalamnya. Ia menjadi bagian dari Program residensi Kelana Darat yang membawanya ke Aceh bersama beberapa seniman Indonesia lainnya.
Di Simelueh, perhentian pertamanya, Yen Sum mempelajari bagaimana gempa dan tsunami mempengaruhi kehidupan dan cara berpikir masyarakat di sana, terutama pada bagaimana peristiwa alam dan pengalaman dari beragam generasi menjadi fondasi bagi pengetahuan lokal. Ia mencatat bagaimana kisah tentang tsunami diceritakan melalui dongeng sebelum tidur, dan ini menjadi kunci bagi instalasinya di Biennale Jogja 2019. Yen Sum menampilkan miniatur Pulau Simelueh yang dibuat dari kasur yang ditutup oleh kelambu.
Di kain kelambu ini, Yen Sum menorehkan bordir teks-teks dari dongeng sebelum tidur yang disampaikan oleh para ibu kepada anak-anaknya. Pengunjung bisa duduk atau berbaring dan merasakan pengalaman atas “zona tidak nyaman” yang dibangun Yen Sum dengan cara spesifik.
Sumber foto: star2.com