Enam Seniman Nigeria Berkarya di Jogja

Para seniman Nigeria yang tergabung dalam program residensi Biennale Jogja XIII telah berada di Jogja semenjak 6 November lalu. Lima seniman telah mulai melakukan proses kerja di Jogja, dan akan menyusul seorang seniman lagi pekan depan. Sebelumnya, kurator Rekanan Biennale Jogja XIII, Jude Anogwih juga telah bekerja dengan tim kerja di Jogja untuk mewujudkan gagasan-gagasan pameran.

Para seniman yang telah ada di Jogja itu adalah Amarachi Okafor, Aderemi Adegbite, Olanrewaju Tejuoso, Ndidi Ndike dan Victor Ehikhamenor. Hampir semua mengaku bahwa ini adalah pengalaman pertama berada di benua Asia, dan karenanya mereka merasa sangat gembira menjadi bagian dari BJ XIII dan ingin menikmati Indonesia selama masa tinggal satu bulan. Baru beberapa hari berada di Jogja, sebagian besar dari mereka sudah merasa sangat senang dengan situasi kota, dan terutama menikmati makanan-makanan super pedas yang tersaji di warung-warung makan.

Selama minggu pertama berada di Jogja, para seniman mulai mengenal sedikit sudut kota. Bersama para sukarelawan yang menjadi asisten, mereka berkeliling kota untuk mencari ruang dan situs yang relevan untuk proyek seni yang akan mereka lakukan di Jogja. Beberapa di antara mereka akan membuat proyek berkaitan langsung dengan masyarakat Jogja, sehingga mereka perlu melakukan pendekatan yang cukup panjang dengan warga. Misalnya adalah Aderemi Adegbite yang akan membuat proyek fotografi dengan masyarakat di Ledok Ratmakan, bantaran sungai Code. Begitu pun Amarachi Okafor yang akan membuat beberapa seri workshop dengan pelajar di Jogja.

Ndidi Ndike menjelajahi pasar tradisional di Jogja dan akan menunjukkan bagaimana perbandingannya dengan situasi pasar tradisional di Lagos. Sementara Olanrewoju sibuk dengan situs museum temporernya yang akan berlokasi di tengah perkampungan di Jogja. Victor Ehikhamenor akan membuat karya instalasi skala besar sehingga ia banyak menyiapkan bahan dan sketsa kerja.

Selain mempersiapkan proyek-proyek seni para seniman diajak untuk terlibat dalam program berbagi pengetahuan. Mereka akan berkunjung ke kelas-kelas di beberapa universitas dan membagikan pengetahuan dan pengalaman tentang praktik gerakan kebudayaan dalam konteks sosial politik di Nigeria secara khusus dan di Afrika secara lebih khusus. Beberapa universitas yang terlibat misalnya Universitas Gajah Mada, Institut Seni Indonesia, dan beberapa lainnya. Ada pula jadwal untuk menyelenggarakan diskusi terbuka yang bisa diikuti oleh publik lebih luas.

Program residensi telah menjadi program yang penting sepanjang perjalanan Biennale Ekuator. Pertemuan para seniman dengan berbagai latar belakang membuat skena seni di Jogja menjadi semakin terbuka dan menunjukkan perjumpaan dengan konteks-konteks kebudayaan yang beragam.