Forum Offline bagi Partisipan Pameran Utama Biennale Jogja XIII

Pada pertengahan Mei 2015 lalu, para partisipan yang akan terlibat dalam pameran utama Biennale Jogja XIII dipertemukan dalam forum offline tahap pertama. Forum ini dilangsungkan di Jogja dan Jakarta. Forum yang ditujukan bagi partisipan yang berdomisili serta sedang berada di Jogja dilangsungkan pada tanggal 12 Mei 2015. Sementara forum yang ditujukan bagi partisipan yang berdomisili di Bandung, Jakarta dan sekitarnya, diadakan di Serrum pada tanggal 16 Mei 2015. Forum offline kedua diadakan pada 12 Juni 2015 di ruang pertemuan Taman Budaya Yogyakarta dan 18 Juni di Jakarta.

Pertemuan yang dilangsungkan pada tanggal 12 Mei mengambil lokasi di Pendopo Ajiyasa, JNM. Tempat ini ialah lokasi yang akan dijadikan area utama penyelenggaraan pameran utama Biennale Jogja XIII. Sebanyak 20 partisipan hadir dalam pertemuan resmi pertama ini, atas nama individu maupun kelompok. Pertemuan ini dihadiri oleh Rully Shabara, Yustoni, (Uji Hahan, Moki dan Aceh-Punkasila), Maryanto, (Vani dan Greg –Ketjil Bergerak), Andre (Antitank), Andreas Siagian (Ucok Lifepatch), (Hendra Hehe dan Gintani-ace house), Wukir, Yudi Ahmad, Dodo Hartoko, Fitri, Elia Nurvista, Tarlen, Ucup.

Mereka satu persatu memperkenalkan diri, menceritakan latar belakang dan ketertarikannya. Beberapa diantaranya sudah memilliki ide dan rencana terkait karya yang akan dibuat ataupun dikolaborasikan. Sementara peserta yang lain sudah ada yang mulai menjalankan programnya, melakukan kajian pustaka dan riset terkait dengan tema karya.

Pada hari Sabtu 16 mei 2015 Wok the Rock, selaku kurator pameran utama, menggelar forum offline bagi para partisipan yang berada di Jakarta, Bandung dan Jatiwangi. Forum yang diadakan di galeri Serrum ini dihadiri oleh Anggun Priambodo, Ardi Gunawan, Angga Wijaya, M Sigit Budi Kurnia, Acip dan Hana. Sama halnya dengan forum yang digelar di Jogja, forum ini dibuka dengan pemaparan dari kurator, terkait dengan tema dan metode kerja yang dipakai dalam kerja bersama ini. Terkait dengan kerja bersama ini Wok the Rock mengibaratkannya dengan proses membangun rumah, si A membuat pintu, si B membuat dapur dan seterusnya, sehingga terdapat harmoni dan sinergi dari satu karya dan lainnya.