Peristiwa akbar seni rupa Biennale Jogja XIII yang akan berlangsung 1 November hingga 10 Desember nanti tinggal menyisakan beberapa bulan persiapan. Para seniman tengah bersiap merealisasikan proyek dan gagasan karya mereka dalam kerangka tema Hacking Conflict yang diformulasikan oleh kurator pameran, Wok the Rock.
Dua seniman, Anggun Priambodo dan Maryanto, bahkan mendapatkan kesempatan untuk melakukan kunjungan dan penelitian untuk penciptaan karya selama dua minggu di Lagos, Nigeria. Pada tanggal 8 Juli yang lalu, dengan menumpang Ethiopia Airlines dari Kuala Lumpur, mereka meninggalkan tanah air. Mereka akan berada di Lagos hingga22 Juli 2015.
Menurut Direktur Biennale Jogja XIII, Alia Swastika, program seniman tinggal atau residensi adalah salah program penting dari Biennale Jogja yang telah berlangsung sejak seri Ekuator #1. Dengan visi baru untuk membangun jejaring dengan negara-negara di kawasan khatulistiwa, pertukaran kebudayaan yang berlangsung tidak saja diharapkan terjadi melalui karya-karya seni yang akan dipamerkan tetapi juga bagaimana pemikiran dan gagasan kreatif diberi ruang pertemuan langsung yang lebih mendalam. Selain mengirim dua seniman Indonesia ke sana, BJ XIII juga akan mendatangkan satu kurator Nigeria yaitu Jude Anogwih dan empat orang seniman Nigeria, selama bulan Oktober hingga November 2015.
Wok the Rock, kurator pameran mengatakan bahwa Maryanto dipilih berangkat ke Nigeria karena gagasan karyanya yang menyangkut ekonomi politik situasi pertambangan sangat relevan dengan situasi dan problem lingkungan hidup di Nigeria. Selain di Lagos, Maryanto juga melakukan penelitian secara mendalam di sekitar Blora dan Bojonegoro untuk melihat isu-isu seputar pertambangan di Indonesia. Sementara Anggun Priambodo, seniman rupa yang juga merupakan pembuat film, akan bekerja dengan komunitas film di Nigeria yang juga mempunyai dinamika sangat menarik, terutama berkait dengan pergerakannya yang mandiri (indie). Di sana keduanya akan melakukan penelitian tema secara mendalam dan juga bertatap muka dengan beberapa seniman Nigeria untuk melihat kemungkinan kolaborasi.
Program seniman tinggal atau residensi ini mendapatkan dukungan dari beberapa pihak termasuk di antaranya Dana SAM untuk Seni dan Lingkungan, serta Prince Claus Fund.