Panggung Literasi Selatan – Program Equator Festival BJXIII

Fokus utama dari festival ini adalah pada tema. Ada dua hal yang coba dirayakan dalam festival ini. Pertama, memberi ruang bagi praktik-praktik literasi yang mandiri dari pelbagai latar identitas tertentu. Kedua, memanggungkan praktik-praktik ritual yang ada dalam masyarakat sebagai bagian dari praktik literasi warga. Selain itu acara juga mengakomodasi isu Asia dan Afrika melalui kajian sastra dan film. Keduanya dikemas dalam tema besar “Emansipasi Desa: Kebudayaan, Ritus dan Pengetahuan”.

Dalam praktik perhelatan PLS, komunitas yang tampil cukup beragam. Salah satunya adalah Radio Buku yang selama ini menjadi media dan ruang bagi kerja literasi dan dokumentasi pada bidang perbukuan, sejarah, seni, dan sastra. Selain itu kerjasama perhelatan juga melibatkan komunitas lain seperti Bunda Kata, Grup-grup Kesenian Desa Panggungharjo, MojokDotCo, Pindai, Jombloo, Minum Kopi, Warung Arsip, Ngopi Nyastro, Kamissinema ISI, RKSD, Jawigrapgy, Warkop Bintang Mataram 1915, Dongeng Kopi, Komunitas Kretek, dan kolektor-kolektor zine dari Yogyakarta, Bandung, dan Solo.

Acara ini akan diselenggarakan bersinergi dengan pemerintahan Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Perhelatan ini sekaligus menandai dibukanya rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Desa Panggungharjo, hingga bulan Desember 2015.

Empat Tujuan
Paling tidak, terdapat empat tujuan festival yang melibatkan warga dan pelbagai komunitas ini. Pertama, pertemuan antara perupa-perupa Indonesia dan Nigeria di Yogyakarta dalam pergelaran Biennale Jogja XIII bertujuan membicarakan isu spesifik yang membuka diskusi dan dialog lebih luas mengenai kedua wilayah tersebut melalui pelbagai program. Kedua, program-program yang disusun bertujuan menunjukkan keragaman budaya kontemporer dan perubahan sosial dari masyarakat sebagai pembentuk dinamika kebudayaan di kedua wilayah tersebut.
Ketiga, pertemuan Indonesia dengan Nigeria melalui Biennale Jogja XIII semakin menunjukkan Yogyakarta sebagai wilayah dengan produktivitas seni tertinggi di Asia Tenggara bisa dikenal di kawasan lebih luas.
Keempat, mengenalkan kreativitas dan potensi lokal, khususnya Desa Panggungharjo kepada masyarakat yang lebih luas. Sekaligus Panggung Literasi Selatan (PLS) ini adalah ajang persiapan Desa Panggungharjo menjadi Desa Literasi dan Budaya.

Ragam Kegiatan
Kegiatan Panggung Literasi Selatan (PLS) terdiri dari pameran, pasar, pertunjukan, diskusi, pemutaran film, dan kirab budaya. Kegiatan itu diselenggarakan di tiga lokasi, yaitu:
1. Dusun Prancak Glondong (Halaman Radio Buku, Jl. Sewon Indah I)
2. Dusun Pandes (Kantor Kelurahan Panggungharjo)
3. Lapangan Prancak (Utara Kampus ISI Yogyakarta)

Rembug Desa
Waktu: Minggu, 3 Oktober 2015 | 10.00-13.00 WIB
Tempat: Ruang Pertemuan Kantor Kelurahan Panggungharjo

Rembug ini menjadi forum silaturahmi dan ngudo roso pelbagai elemen desa di Bantul demi terwujudnya cita-cita bersama. Penggerak-penggerak budaya di Yogyakarta dihadirkan untuk berbagi pengalaman membangun desa berbasis budaya dan wisata.

Kirab Budaya
Minggu, 4 Oktober 2015
14.00 – 18.00 WIB
Mulai: Situs Karanggede, Geneng | Akhir: Kantor Kelurahan Panggungharjo

Kirab ini merupakan agenda rutin dari Desa Panggungharjo yang diselenggarakan sebagai bentuk syukur atas hari jadi desa tersebut. Dalam Festival Equator Biennale Jogja XIII, kirab budaya ini diselenggarakan menyusuri situs budaya Karanggede yang menjadi penanda terakhir bagaimana cerita kampung ini dimulai.

Kirab yang diselenggarakan pada Minggu, 4 Oktober 2015, ini diikuti warga dari beragam dusun yang ada dalam wilayah administratif Kelurahan Panggungharjo, kelompok kesenian, kelurahan tetangga yang diundang, mahasiswa seni, maupun turis asing yang berdarmawisata di Jogja, serta peserta Panggung Literasi Selatan. Dalam kirab ini, potensi desa wisata Panggungharjo diperlihatkan, selain dalam keikutsertaan, juga partisipasi dalam pembukaan dapur umum sebagai wujud penanaman nilai kegotongroyongan dalam desa.

Panggung Seni Desa
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB

Panggung seni desa diisi oleh sekira 20-an kelompok seni yang dikelola warga secara mandiri. Dengan tema “Menyatukan Yang Terserak”, panggung ini adalah upaya pelacakan, penyatuan, dan media pemberdayaan seni warga. Kelompok seni warga desa yang terlibat, antara lain:
1. Karawitan Ibu-ibu Purborini (Geneng)
2. Qolbu Laras Manunggal (Jogoripon)
3. Paguyuban Purbo Laras (Geneng)
4. Pencak Silat Wijaya Kusama (Dongkelan)
5. Orkes Tradisi Tombo Ati (Kweni)
6. Paguyuban Karawitan Purba Wirama (Geneng)
7. Silverstay Band (Tegal Krapyak)
8. Tari Candik Ayu (Jogoripon)
9. Kampung Dolanan (Pandes)
10. Sanggar Anak Saraswati (Kweni)
11. Sanggar Seni Remaja Wiramuda (Prancak Dukuh)
12. Paguyuban Shalawat Jawa Ngudi Utomo (Krapyak Wetan)
13. Kelompok Seni Sasana Rukun Margo Hasanah (Krapyak Kulon)
14. Grup Rebana Putri Al Halim (Geneng)
15. Ketoprak Mudho Budi Wiromo (Pandes)
16. Shalawat Jawi (Cabeyan)
17. Karawitan Laras Manunggal (Tegal Krapyak)
18. Kumolo Retno (Dongkelan)
19. Kelompok Manunggal Budaya (Dongkelan)
20. Jathilan Manunggal Budaya (Dongkelan)
21. Grup Akustik Suges (Gesikan)
22. Jathilan Kuda Beksi Muda Manunggal (Pandes)
23. Bregodo Wirotamtomo (Pandes)
24. Sanggar Seni Muda-mudi (Gesikan)
25. TK PKK 117 Asy Syakirin (Geneng)
26. Sanggar Pelangi feat RM Fajar Dwiarianto (Dongkelan)

Kelompok seni desa ini tampil di tiga panggung utama yang tersebar di Dusun Prancak Glondong (Halaman Radio Buku, Jl. Sewon Indah I), Dusun Pandes (Kantor Kelurahan Panggungharjo), dan Lapangan Prancak.

Pameran dan Workshop Mading
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Kantor Kelurahan Panggungharjo | Pandes

Melibatkan puluhan sekolah SMP se-Kabupaten Bantul, pameran mading ini bertujuan untuk memancing kepekaan siswa menggali sisi keistimewaan di lingkungan sekitarnya. Bertajuk “Kita Istimewa”, mading yang dipamerkan dinilai oleh pengunjung dan pemenang pilihan pengunjung tersebut diumumkan saat penutupan Panggung Literasi Selatan.

Untuk memperkaya pengetahuan perihal mading dan pengelolaan gagasan, Combaine Resource Institution (CRI) pada Sabtu, 3 Oktober 2015, pukul 12.00-14.00 memfasilitasi perwakilan peserta mading untuk belajar bersama dalam sebuah kelas lokakarya di Kantor Kelurahan Panggungharjo.

Lapak Buku Indie
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I Prancak Glondong

Lapak Buku dinisiasi Pojok Cerpen dengan melibatkan produsen dan lapak yang saat ini eksis di dunia perbukuan Yogyakarta, seperti Sindikat Buku, Jual Buku Sastra, Indie Book Corner, dan Warung Arsip. Lapak Buku ini menyuguhkan buku-buku yang diterbitkan secara mandiri dan independen, termasuk di dalamnya buku-buku silat/seks yang populer di tahun 80-an.

Lapak Makalah Bermutu Pindai
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Bertajuk “Free Makalah Bermutu Pindai; Gandakan di Fotocopy”, Pindai menyajikan makalah-makalah bermutu dari penulis-penulis terpilih. PINDAI.ORG adalah ruang publikasi kolektif untuk peliputan dan analisis yang disajikan secara kritis sekaligus mendalam. Melalui prinsip kerja jurnalisme telaten, Pindai berupaya membangun informasi yang cermat, teliti, dan akurat, dengan pendekatan narasi yang luwes dan segar. Kerja-kerjanya, meski tak selalu, melalui proses kurasi editor. Makalah-makalah yang dikerjakan perkumpulan anak muda yang bisa dihubungi di [email protected].

Lapak Kliping Jogja Istimewa Warung Arsip
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Menghadirkan kliping lengkap tentang perdebatan awal hingga ditetapkan Keistimewaan Yogyakarta. Juga kliping dengan fokus utama di seputar politik keraton dan perkawinan. Kliping ini disusun warga yang tinggal di Yogyakarta, Mbah Slamet Suwanto. Dengan kegigihan dan keuletannya, berbundel-bundel kliping itu bisa dibaca dan digandakan dengan fotocopy secara gratis.

Jawigraphy
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Ringkasan identitas pengunjung ditulis di atas lontar? Datang saja ke booth pertunjukan “Jawigraphy”. Seniman muda kaligrafi Jawa, Akeem, menuliskan diri pengunjung secara on the spot di atas daun lontar yang menjadi medium literasi saat RI masih di era kerajaan-kerajaan yang terserak. Menghadirkan praktik menulis di atas lontar adalah praktik menyandingkan yang silam dengan bertolak pada medium dan praktik seni kontemporer.

Nyete dan Diskusi “Kopi, Kretek, dan Negara”
Waktu: Sabtu, 3 Oktober 2015 | 19.00-21.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Minum Kopi, Bintang Mataram 1915, dan Komunitas Kretek mempersembahkan diskusi bertema: “Kopi, Kretek, Negara”. Selain diskusi, di booth Minum Kopi dan Bintang Mataram 1915 digelar pertunjukan dan lomba nyete, yakni seni melukis kretek dengan kopi yang menjadi tradisi “khas” Pantura. Ini upaya menghadirkan pewacanaan literasi di dunia rempah kita, terutama kopi dan kretek, yang kini bersitegang dengan kuasa modal dan negara.

Pameran & Diskusi Arsip Zine
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 09.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Pameran zine di Dusun Prancak Glondong ini diniatkan sebagai gerakan pendokumentasian dan pencatat ulang pada “jurnalisme” bawah tanah. Dikerjakan dengan melibatkan inisiasi individu dan kolektif. Pengarsipan dan pameran sampul zine terpilih hingga diskusi posisi zine dalam gerakan menjadi rantai utama festival ini. Mesin fotokopi sebagai “mesin propaganda” dihadirkan untuk penggandaan.

Pameran Zine ini menampilkan koleksi yang terserak: Indra Menus, Isrol Media Legal, Arsita Cangkang Serigala, Newseum, Ora Weruh, Pawon, Warung Arsip, dan Arsivis Solo. Di Lapak Zine!, pengunjung bisa memilih dan menggandakan!

Untuk mengetahui posisi zine dalam kultur literasi klandestin kita, diselenggarakan diskusi bertajuk sama dengan pameran, yakni “Bacaan Liar: Agen, Visual, dan Bahasa”. Diskusi ini menghadirkan pembicara: Koskow, Dosen DKV, ISI Yogyakarta; Indra Menus, Kolektor dan Penggerak Zine; Muhidin M Dahlan, Pendiri Newseum Indonesia. Sementara Arsita Pinandita, Pengajar ISI dan Musisi, bertindak sebagai moderator.

Buku Gotong-Royong
Waktu:3 Oktober 2015 | 13.00 – 15.00 WIB
Tempat: Radio Buku, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Bertajuk “Gotong Royong Selipat Buku” Kelompok Bundakata yang rutin bereksperimen dengan medium cetak menggelar lokakarya tentang pembuatan bacaan dengan berkaca pada prinsip-bacaan yang digarap sederhana, terjangkau, dan emansipatif.

Panggung Sastra
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 10.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Pertunjukan puisi poskolonial dikelola komunitas sastra Ngopi Nyastro. Panggung ini juga menghadirkan orasi sastra dan budaya nonkanon oleh sastrawan Saut Situmorang. Diselenggarakan pada 4 Oktober 2015, pukul 20.00 WIB, di Dusun Prancak Glondong.

Mojok Bareng Anak Mojok
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 10.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Sebagai pendatang baru dalam dunia bacaan setelah gelombang 2.0 bergerak cepat dan gawai makin murah, MOJOK.CO menyajikan bacaan baru yang segar dengan pencarian sudut pandang bahasa yang tak biasa. Walau masih berusia satu tahun, web yang berjargon “Sedikit Nakal Banyak Akal” ini mampu mendatangkan pembaca yang melimpah.

Inilah media selow yang mewadahi tulisan para penulis yang punya energi serta kreativitas berlebih. Sebuah media alternatif dengan konten segar dan menghibur. Media untuk bersenang-senang dan bergembira bersama.

Beberapa penulis utama di MOJOK.CO menjadikan arena Panggung Literasi Selatan sebagai panggung mojok.

Kamar Jomblo
Waktu: 2,3, 4 Oktober 2015 | 10.00 – 22.00 WIB
Tempat: Hall Radio Buku “Bale Black Box”, Sewon Indah I, Prancak Glondong

Jombloo, sebuah situs web yang masih happy dengan “aib”-nya dalam masyarakat berpasangan, berijtihad memperkenalkan kepada publik bagaimana sesungguhnya kehidupan kamar seorang jomblo. Jombloo juga menampilkan seniman-seniman berbakat dari kaumnya: seperti karya-karya “potosopan” Agus Mulyadi yang membuatnya menjadi selebritas kesepian dan parade poster meme-meme marxis yang tragis dari Dewan Kesepian Jakarta (DKJ). Jargon utamanya: Progresif, Militan, Kesepian.

Nonton dan Diskusi Film
Waktu: 3 Oktober 2015 | 13.00 – 22.00 WIB
Tempat: Kampus ISI Yogyakarta

Selama tiga hari Kamisinema ISI Yogyakarta menyelenggarakan pemutaran film-film dokumenter terpilih Asia (Indonesia) – Afrika (Nigeria).

Sekretariat Panitia
Pangung Literasi Selatan
Jl. Sewon Indah I, Dusun Prancak Glondong, Desa Panggungharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
No. Telp. (0274) 4531054, 085 868 357 537 (Fairuz), 081931176531 (Rain Rasidi)
Website: radiobuku.com
Twitter: @radiobuku
FB: Radio Buku LIVE Streaming
Email: [email protected]

Biennale Jogja XIII Equator #3
Kantor Yayasan Biennale Yogyakarta
d/a. Taman Budaya Yogyakarta
Jl. Sriwedani no. 1 Yogyakarta
Telp. (0274) 587712
Email: [email protected]
Website: biennalejogja.org
FB: biennalejogja
Twitter: @biennalejogja
Instagram: biennalejogja