Anti Tank
“Sabda Warga”
Poster dan arsip dokumentasi proses
Kolaborasi dengan: Lifepatch, Wukir Suryadi, dan warga kampung Kapen Watu kodok, Karangwuni, Miliran, Baciro, Gondolayu
Membicarakan suatu kota tidak pernah bisa lepas dari perubahan, modal, dan kuasa. Tak terkecuali dalam pembahasan kota Jogja, yang semakin hari semakin menguatkan identitasnya sebagai kota wisata dan kota belanja. Sementara itu, peran masyarakat dalam menentukan arah gerak dari ruang hidupnya semakin tercerabut dengan hadirnya regulasi keistimewaan beserta turunannya. Bagi Andrew Lumban Gaol, bahasa kekuasaan hanya bisa dihadapi dengan bahasa perlawanan. Itulah yang menjadi spirit dari karya “Sabda Warga”. Dengan bendera Anti Tank, kali ini ia membuat karya poster bersama masyarakat di lima kampung di Yogyakarta yang memiliki masalah secara langsung terhadap pembangunan hotel. Poster ini ditempel di ruang publik dan dibagikan di ruang pameran sehingga tersebar secara masif dan mampu menjahit beberapa simpul perlawanan yang bernapas di kota ini.
Anti Tank adalah sebuah proyek dari Andrew Lumban Gaol, seorang seniman visual yang tinggal di Yogyakarta. Anti Tank bermula pada tahun 2003 di Pematang Siantar, Sumatera Utara dan terus berlanjut hingga kini di Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya. Proyek ini menghasilkan banyak karya berupa poster, stensil maupun mural yang ditempatkan di ruang publik yang menyerukan isu-isu sosial-politik sebagai respon dari keadaan terkini, baik dalam lanskap nasional maupun global.
Salah satu karya yang cukup dikenal adalah poster “Menolak Lupa”, yang diciptakan pada tahun 2008 dan hingga saat ini menjadi kampanye dukungan bagi penuntasan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Saat ini Ia aktif bekerja dengan komunitas Warga Berdaya yang mengkritisi arah pembangunan kota yang tidak demokratis. Ia tinggal dan bekerja di Yogyakarta.