Maryanto
“Sweet Crude, Black Gold”
Akrilik di atas papan kayu
Kolaborasi dengan: Victor Ehikhamenor
Dalam “Sweet Crude, Black Gold” Maryanto menggarisbawahi ironi yang muncul sejak manusia mengenal minyak, di mana kekayaan dan kehancuran datang bersamaan. Tidak sekedar menyasar persoalan kerusakan alam, karya ini lebih menekankan pada tragedi yang tidak hanya dihadapi oleh masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat-masyarakat di negara bekas jajahan seperti Nigeria. Di hadapan politik minyak, kemerdekaan bangsa bisa menjadi mentah, kemanusiaan menjadi semakin murah, kesejahteraan bersama juga terdengar seperti barang mewah. Namun, satu hal masih tersisa. Membicarakan persoalan minyak di Indonesia dan Nigeria, berarti menggali kesamaan nasib sambil mencari kemungkinan-kemungkinan jalan terang dalam menentukan nasib bersama.
Maryanto lahir di Jakarta pada tahun 1977. Pada tahun 2005 ia memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Indonesia. Meski ia mengeksplorasi beberapa medium seperti instalasi dan proyek seni komunitas, kebanyakan karyanya berupa drawings. Inspirasi banyak diperolehnya dari beragam diskusi, mulai dari persoalan industrialisasi, globalisasi, eksploitasi, perubahan sosial, poskolonialisme dan urbanisme. Ia sering melakukan penelitian untuk mendukung proses kreatifnya. Ia yakin bahwa seorang seniman harus mempunyai posisi politis. Yang dimaksud posisi politis di sini bukan berarti berada pada pilihan hitam-putih. Baginya seorang seniman harus mampu memicu diskusi yang lebih intens serta memberikan inspirasi pada masyarakat melalui kreatifitasnya. Ia telah berpartisipasi dalam beberapa pameran, berupa pameran tunggal dan kelompok, di dalam dan di luar negeri. Pada tahun 2012-2013 ia mengikuti program residensi di Rijksakademie van Beeldende Kunsten, Belanda. Ia kini tinggal dan bekerja di Yogyakarta, Indonesia.