Rully Shabara

Rully Shabara
“Do.Re.Mi.No” & “Cari Padu”
Instrumen musik manusia, koor improvisasi partisipatif
Kolaborasi dengan: Ace House Collective, pengunjung pameran

Bagi Rully Shabara, spontanitas adalah satu bentuk cara menghadapi konflik. Spontanitas mencari jalannya sendiri di tengah kekacauan, memanipulasi ruang atau mengakali situasi. Dalam spontanitas, individu ataupun dalam kelompok, menciptakan proses menuju pemahaman atau bahkan menciptakan solusi. Dalam karya ini, Rully Shabara menggunakan spontanitas sebagai kata kunci untuk menciptakan metode pengolahan kekacauan dan konflik. Kekacauan ditampilkan dengan bunyi suara manusia, sedangkan potensi untuk konflik diwujudkan dengan pengaburan batas antara pengunjung dan karya seni. Bagaimana pengunjung menciptakan posisi diri di tengah riuh rendah suara dan ruang yang cair, lalu mengambil nilai produktif di tengah kekacauan ini

Rully lahir di Palu, Sulawei Tengah. Ia lulusan Sastra Inggris STBA LIA Yogyakarta dan bekerja sebagai interpreter dan penerjemah sebelum banting setir menjadi seniman yang banyak bekerja dengan bunyi dan musik. Ia tertarik untuk menggali suara manusia sebagai medium berkreasinya. Selain itu ia juga menggali tradisi lisan dan dongeng rakyat. Proyek musik pertamanya “Zoo” – merupakan sebuah band post-hardcore punk yang dibangun dari proses penemuan kembali peradaban post-apocalyptic, dengan menyasar tema spesifik dalam tiap albumnya. Pada tahun 2011, ia berkolaborasi dengan Wukir Suryadi – seorang pembuat instrumen musik dan membentuk band “Senyawa”, yang memperlebar khasanah musik secara ekstrim: tinggi-rendah, kasar-halus, namun tercipta komposisi yang subtil dari pola-pola modern dan tradisional. Keduanya pernah menjalani serangkaian tur dan berkolaborasi di Australia dan Eropa dengan para musisi eksperimental terkenal. Proyek terkininya bernama “Raung Jagat”, yang ia kembangkan dari sistem paduan suara, yang secara spesifik ia ciptakan untuk memimpin improvisasi vokal dengan metode total eksperimental. Rully tinggal dan bekerja di Yogyakarta, Indonesia.