Biennale Jogja XV

Agnes Christina Coba Ungkapkan Proses Migrasi Leluhurnya Lewat Performance

Posted on Juli 30, 2019, 2:55 pm
36 secs

Agnes Christina Lahir pada tanggal 22 Agustus 1987, Agnes yang berlatar belakang pendidikan Teknik Lingkungan di National University Of Singapore, pernah juga part time Certificate Degree Western Painting di Nanyang Academy Of Fine Art. Setelah pelatihannya tersebut, kemudian Agnes memulai proses berkeseniannya pada ranah Seni Teater. Berlatar belakang sebagai pegiat seni teater yang bergerak independen, karya-karya Agnes berangkat dari beberapa narasi cerita yang disusun kerangkanya seperti layaknya pembawaan pada seni pertunjukan. Pertunjukan terbarunya pada Festival Georgetown 2018 dan OzAsia 2018 sebagai pemain dan penulis naskah yang berkolaborasi dengan Tutti Arts Australia dengan judul “Say No More”.

Pada karya yang akan dipamerkan pada Pra Event Biennale kali ini, Agnes membawakan konsep karyanya dengan format alur cerita Panji dengan kerangkanya visualnya disajikan seperti wayang beber. Dalam gagasannya yang menggunakan konsep format seperti cerita Panji, yaitu mengandung beberapa unsur bagian seperti perjalanan, pertemuan, perpisahan, dan bagian cerita yang melintasi badan air, Agnes mencoba untuk mengungkapkan bagaimana proses migrasi leluhurnya dari China ke Indonesia dengan melihat beberapa bagian periode waktu yang hilang yang tidak terungkap dalam cerita leluhur. Karya ini kemudian akan divisualisasikan dengan beberapa gambar pada kertas kalkir yang nantinya akan ada performance dari Agnes yang akan membawakan ceritanya itu. (*)