Moelyono

Posted on Oktober 11, 2019, 2:25 pm
2 mins

Moelyono tinggal dan bekerja di Tulungagung. Lulusan Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, ini dikenal luas dengan julukan Guru Gambar terkait praktik seni rupa penyadaran yang dilakukannya secara kolaboratif dengan masyarakat. Dalam aktivitas-aktivitas berkeseniannya bersama masyarakat, Moelyono banyak menyentuh isu-isu sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Praktik-praktik seni rupa penyadaran Moelyono ini telah tercatat dalam buku Moelyono: Seni Rupa Penyadaran (1997) yang diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya dan Moelyono: Pak Moel Guru Gambar” (2007) yang diterbitkan oleh INSIST.

Moelyono telah berpartisipasi dalam banyak gelaran seni, antara lain, Beyond the Future, The Third Asia-Pacific Triennale of Contemporary Art (1999), SIASAT, Jakarta Biennale (2013), Sunshower: Contemporary Art from Southeast Asia 1980s to Now (2017), dan Beyond Bliss, Bangkok Art Biennale (2018). Pameran tunggal terbarunya berjudul Amok Tanah Jawa berlangsung di Flinders Museum, Adelaide, tahun 2018. Atas praktik-praktik berkeseniannya, Moelyono telah mendapatkan berbagai penghargaan, misalnya, Anugerah Seni (2014) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Sekira 20 tahun yang lalu, Moelyono membuat sebuah karya tentang Marsinah dan sedianya dipamerkan secara lengkap di Surabaya. Sayangnya, rencana itu urung terlaksana karena dibubarkan aparat. Setelahnya, karya Marsinah dipamerkan di beberapa tempat dengan bentuk interpretasi dan penyajian yang berbeda-beda.

Marsinah telah meninggal lebih dari dua dekade lalu, tetapi semangatnya abadi. Dia adalah simbol perjuangan buruh. Berbagai kebijakan yang menguntungkan buruh saat ini juga tidak lepas dari andil Marsinah.

Moelyono berencana “menghidupkan” Marsinah kembali. Dia hendak menyoroti dua hal: pertama, Marsinah sebagai simbol perjuangan yang tidak pernah selesai, sebagai monument. Kedua, mengingat ulang bagaimana rezim Orba memperlakukan Marsinah secara tidak manusiawi: dibunuh dengan cara yang sangat kejam.

 

Sumber foto: nasrualamazizblog.wordpress.com

SEBELUMNYA

Pendulum

SELANJUTNYA

Abdoel Semute