Bilik Taiwan

Pendopo Ajiyasa
Jogja National Museum
6 Oktober – 14 November 2021, 10:00 – 18:00 WIB

PAN-AUSTRONESIAN

Rentang kekuatan tak terlihat sesungguhnya ada di seluruh planet, dan dengan demikian mempengaruhi wilayah laut berbagai benua. Hal ini terkoneksi dengan kosmos misterius yang berada di luar planet. Orang Austronesia naik kano cadik, menggunakan arus permukaan laut untuk menjelajahi dunia yang lebih luas. Yaitu , bagian dari fitur budaya Austronesia.

“Pan-Austronesian” merupakan manifestasi dari perspektif dan kemungkinan yang lebih luas dari perhatian Museum Seni Rupa Kaohsiung pada budaya asli, berangkat dari fokus pada budaya Austronesia dan juga menantang masyarakat untuk menjadi lebih fleksibel dalam menafsirkan dunia dari perspektif lain ketimbang hanya melihat narasi Barat yang dominan. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana ide-ide kontemporer dapat berbaur dan bersinggungan dengan ingatan, kepercayaan, dan tradisi tanah setempat, termasuk penggunaan laut sebagai metafora untuk menciptakan hubungan dan mendorong komunikasi. Mengambil perspektif selatan yang mencerminkan linearitas dan sentralisasi, kami berusaha membangun paradigma baru yang tidak lagi didominasi oleh konsumsi modern dan peradaban industry. Yang tak kalah penting adalah gagasan tentang perjumpaan, hubungan dan konflik dari berbagai skenario dan kemungkinan yang berbeda, juga pertukaran dengan budaya-budaya yang pluralistic.

 

Bilik Taiwan menampilkan karya-karya dari Rahic Talif, ChihChung Chang, dan C&G Art Group (Chieh-Sen Chiu & Margot Gullemot).

Bilik Taiwan adalah program bersama The National Culture and Art Foundation, Taiwan dan Kaohsiung Museum of Fine Art.

SENIMAN PARTISIPAN

Chang Chih-chung

Chang Chih-chung lahir pada 1986 di Taiwan. Seniman yang tinggal di Kaohsiung, Taiwan ini merupakan salah satu pendiri ruang seni alternatif Waley Art di Taipei Barat dan juga seorang pengamat budaya maritim. Mengenyam studi S-2 seni lukis di National Taiwan Normal University, karya-karyanya menekankan pada perubahan lingkungan maritim, seperti perubahan kapal, pulau, air, dan pelabuhan. Melalui proses eksplorasi, investigasi, koleksi, hingga rekonstruksi pada tekstur dan ruang, ia berusaha mengungkap pengalaman universal dan wilayah “abu-abu” antara manusia, peradaban, dan alam yang senantiasa saling membentuk. Proyek seninya diwujudkan melalui narasi yang melebur dengan berbagai media, seperti video, instalasi, fotografi, lukisan, dan dokumen.

Karya-karya Chang pernah meraih penghargaan Kaohsiung Awards (2019), dipilih pada Taipei Art Awards (2020), menjadi nominasi pada Taishin Arts Award (2020), serta menjadi koleksi Kaohsiung Museum of Fine Arts, National Taiwan Museum of Fine Arts, dan Art Bank Taiwan.

Pameran tunggal yang diselenggarakan, yaitu: PORT OF FATA MORGANA, Soka Art Center, Taiwan (2020) dan TOPOPHILIA, Soka Art Center, Taiwan (2018). Chang juga pernah berpartisipasi pada Taiwan Biennial Collateral Events: Technological Metamorphosis, Henan 8, Taiwan (2020); We Meet at the Seaside, Dalsbruk, Finland (2019); dan Mediations Biennale, Poznan, Poland (2018).

C&G Art Group

Chiu Chieh-Sen & Margot Guillemot merupakan seniman yang aktif di Taiwan dan Prancis yang fokus pada penggabungan teknologi digital dengan pola perkembangan budaya. Karya-karya mereka kerap menggali bagaimana lanskap urban dapat direkonstruksi dari kenangan tanpa wujud melalui eksplorasi keterlibatan dan keterkaitan teknologi pada kehidupan manusia sehari-hari.

Chiu Chieh-Sen lahir di Taoyuan, Taiwan, dan menempuh pendidikan di Department of Antiquities and Art Conservation, National Taiwan University of Arts (NTUA). Ketertarikannya dalam berkarya membentang dari geografi kultural, arsip, hingga rekaman, dan menggarisbawahi persoalan gambar “peta” dan makna di antara setiap lapisan grafis di dalamnya.

Guillemot lahir di Cork, Irlandia, dan tumbuh besar di Cote d’Azur, Prancis. Ia memiliki ketertarikan pada disiplin multimedia dan menggunakannya sebagai medium artistik semasa studinya untuk merefleksikan gagasan mengenai “realitas” – apakah “realitas” harus “nyata?” Berangkat dari fluiditas waktu, ia mengungkap sifat dan kondisi kehidupan manusia, yang secara kolektif dibentuk menjadi argumen tentang “keberadaan”.

Chiu dan Guillemot pernah berpartisipasi pada sejumlah pameran, antara lain: Small Singapore Show 2.0, OCAC, Taipei (2018); I/0 Landscape, VT Art Salon, Taipei (2019); PS, Our Museum, NTUA, Taiwan (2019); Now and here, Solid art, Taoyuan (2019); dan Small Singapore Show 2.1, Supernormal, Singapore (2019).

Rahic Talif

Rahic Talif lahir di Hualien, Taiwan. Dilahirkan dari masyarakat Suku Amis Desa Makota’ay, ia merefleksikan serta menggali masa depan masyarakat suku Amis melalui karya seni dan riset. Karyanya membentang dari patung kayu, seni instalasi, seni pertunjukan, arsitektur, dan mebel. Karyanya sering mencerminkan budaya kelautan dan semangat kesukuan. Seniman kelahiran 1962 ini juga berusaha mempelajari kembali kearifan suku Amis dan membantu para anggotanya untuk berpartisipasi dalam pameran seni lokal maupun internasional melalui pemahaman mitos-mitos, sejarah lisan, dan kunjungan ke situs kuno suku tersebut. Ia juga piawai dalam memanfaatkan garis pahatan yang diasah dan narasi yang tepat untuk menyampaikan pemikiran mengenai masalah globalisasi.

Rahic menerima Asian Cultural Council Fellowships pada 2000 dan 2012 untuk menghadiri dan mengamati aktivitas seni tradisional dan kontemporer di Amerika Serikat, serta berpartisipasi pada Shanghai Biennale (2012). Ia menyelenggarakan beberapa pameran tunggal, yaitu: The Marine Museum of Art / Indifference, National Museum of Marine Science and Technology, Keelung (2020); Journey in the space of 50 steps, Duli Visitor Center of East Coast National Scenic Area Administration, Taitung (2019); dan stumbling toward discovery, Tenjinyama Art Studio, Jepang (2018).