Salah satu inspirasi utama dalam inisiasi Biennale Jogja Khatulistiwa adalah Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menunjukkan pentingnya peran Indonesia dalam membangun alternatif baru bagi perkembangan dunia global. Melalui KAA, kerja-kerja diplomasi telah menunjukkan aspek kepercayaan diri untuk lepas dari ketergantungan dari kelompok imperialis, dan semangat ini menjadi salah satu pengantar bagi gerakan Non-Blok yang lebih luas.
KAA menjadi titik penting dalam linimasi pasca-kolonial, dengan melihat situasi-situasi penting yang melingkupinya pada saat itu secara lebih luas.
Suwarno Wisetrotomo, seorang Dosen dan Kurator Seni menjelaskan bagaimana seni menjadi bagian dari strategi penting untuk pertarungan kuasa antara kelompok-kelompok geopolitik baru pasca Perang Dunia.