KURATORIAL BIENNALE JOGJA
Biennale Jogja XIV Ekuator #4 hendak menjawab persoalan ketidakpastian hidup yang telah membuat kita tidak berani untuk berharap karena kenyataan semakin sulit untuk dipahami.
Tema besar yang diangkat dalam Biennale Jogja XIV Equator#4 adalah:
stAGE OF HOPElessness
Narasi besar ini akan mengajak kita pada satu pengalaman melintas dari ketidakpastikan menuju harapan. Menyajikan serangkaian momen-momen traumatik yang dapat ditangkap sebagai momen-momen estetik yang memunculkan kesadaran. Sembilan repertoar yang akan ditampilkan terdiri dari tiga bagian besar yaitu Organizing Chaos yang menjadi tema untuk Festival Ekuator, stAGE OF HOPElessness yang menjadi tema untuk Main Exhibition dan Parallel Events, dan Managing Hope yang menjadi tema untuk Biennale Forum.
ORGANIZING CHAOS
(Festival Ekuator)
Tentang munculnya ketidaklaziman yang sulit untuk dimengerti dan merebaknya wabah kegilaan sebagai penanda akan terjadinya perubahan (fenomena berita bohong dan ujaran-ujaran yang menyinggung perasaan).
Menjadi tema untuk Festival Ekuator yang diadakan sebelum pameran utama berlangsung, Organizing Chaos adalah kumpulan kekacauan yang tertata. Keadaan yang tidak biasa dan peritiwa yang tidak lazim ditampilkan di ruang-ruang publik untuk mengingatkan kembali orang-orang pada momen-momen traumatik di masa lalu. Tema ini menjadi pembuka bagi pagelaran Biennale kali ini.
stAGE OF HOPElessness
(Main Exhibition dan Parallel Events)
Penyangkalan atas Kenyataan, tentang pemujaan pada ilusi kehidupan yang ideal, penolakan atas perubahan yang menyakitkan, dan wabah ketidakpedulian pada perubahan (fenomena kemenangan janji palsu dalam demokrasi yang korosif, dalam pasar bebas yang tidak berkeadilan).
Ilustrasi peristiwa: kemenangan Donald Trump, pemilihan gubernur Jakarta 2017, pengantian kekuasaan di Brazil 2015.
Kemarahan pada Keadaan, tentang hancurnya ilusi kehidupan yang ideal, pemaksaan kehendak untuk perubahan, dan wabah kekerasan yang salah alamat (fenomena ilusi kiamat setiap hari dalam kepercayaan yang korosif, bangkitnya fundamentalis dan perlawanan pada sistem global, aksi-aksi protes… ).
Ilustrasi peristiwa: aksi boikot, misalnya aksi 212 di Jakarta, pemogokan kerja, demonstrasi, perusuhan massa.
Keputusasaan atas kehilangan, tentang putusnya relasi dengan orang lain, hilangnya cinta dan kebersamaan, perilaku tidak produktif dan letupan-letupan yang merusak (fenomena keterasingan, penyimpangan perilaku, keinginan bunuh diri hingga aksi terorisme).
Ilustrasi peristiwa: aksi teror di Indonesia dan berbagai negara dunia dengan aktivitas ISIS, penyerbuan narkoba di favela di Brazil; kekerasan rumah tangga, kasus pembunuhan anak perempuan di Bali.
Kepasrahan dalam ketiadaan, tentang kenyataan yang traumatis, tawar menawar antara hidup dan mati, penyerahan pada kehendak alam dan naluri bertahan hidup. (fenomena perubahan alam yang melampaui ketidakmungkinan dan perubahan spiritual yang mengikutinya).
Ilustrasi peristiwa: peristiwa bencana alam berskala besar, misalnya gempa di Jogja tahun 2006, tsunami Aceh tahun 2004, banjir dan longsor di Rio de Jenairo tahun 2011.
Penghiburan atas kehilangan, tentang terjalinnya relasi baru yang penuh kejenakaan, tumbuhnya cinta dan kebersamaan, kemampuan melihat keindahan dalam kesederhanaan, perilaku produktif dan letupan-letupan yang kreatif (fenomena munculya gerakan kemanusian dan gerakan peduli pada lingkungan).
Ilustrasi peristiwa: kemunculan kelompok-kelompok yg membela komunitas yg dipinggirkan, sub-cultures, humanitarisme.
Kesadaran pada Keadaan, tentang pemikiran yang mengikuti naluri dalam menghadapi persoalan, kesadaran baru untuk membuat alternatif perubahan (fenomena penemuan-penemuan sederhana yang memiliki arti kegunaan, bangkitnya kearifan local dan semangat kemandirian yang tidak bergantung pada sistem global).
Ilustrasi peristiwa: temuan inovatif misalnya ketela sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Penerimaan atas Kenyataan, tentang keberanian untuk tidak berharap, siap menerima perubahan walau menyakitkan, dan penemuan kebebasan dalam keterbatasan (fenomena kemenangan dari pengorbanan, pewarisan masa lalu untuk masa depan).
Ilustrasi: kematian Salim Kancil di Lumajang.
stAGE OF HOPElessness adalah tema untuk Main Exhibition dan Parallel Event. Tema ini akan dijawab oleh karya-karya seniman Indonesia dan Brasil melalui pameran utama di Jogja National Museum dan ruang-ruang pamer lain di Yogyakarta yang menjadi peserta Parallel Event. Tema ini adalah perlintasan panjang yang merupakan tahapan-tahapan psikologis dari ketidakpastian menuju harapan.
MANAGING HOPE
(Biennale Forum)
Tentang percakapan-percakapan produktif yang dilandasi kesadaran akan hadirnya momen-momen traumatik dalam kehidupan kita sebagai momen-momen estetik yang dapat menjawab persoalan kita tentang ketidakpastian hidup yang kita hadapi di hari ini.
Managing Hope adalah tema untuk Biennale Forum yang berupa serangkaian pertemuan diskusi yang memantik pembicaraan-pembicaran berdasar pada kenyataan-kenyataan hari ini untuk mencari kemungkinan baru untuk masa depan lebih baik.