Program

Sebagai putaran pertama pasca-Biennale Jogja Equator, Program Publik kali ini berusaha menerjemahkan secara liat keseluruhan gagasan dan proses penyelenggaraan Biennale Jogja 2025 yang bergerak di ruang baru. Adapun program yang merentang sedari penyelenggaraan pameran, diskusi publik, hingga menciptakan peristiwa bersama antara partisipan Biennale Jogja 2025 dengan warga setempat telah berlangsung sedari bulan Agustus sampai November 2025. Kesemuanya dilakukan dalam rangka memperluas cakupan dan pemaknaan atas gagasan yang coba diketengahkan oleh para pihak terlibat.

Detail agenda program Biennale Jogja 18 dapat diakses pada pranala berikut: Jadwal Harian

Biennale Jogja telah melakukan program residensi sejak awal seri Equator untuk menjadi tuan rumah pertukaran dan percakapan seniman dari berbagai konteks dan pendekatan. Program residensi membantu seniman untuk mengerti lebih jauh konteks projek mereka terkait dengan tema yang ditawarkan oleh kurator. Juga, untuk memperluas metode kerja mereka dengan proses riset yang lebih dalam dan mendorong mereka untuk menciptakan eksperimen dengan media dan bahasa artistiknya sendiri. Seniman menetap selama satu atau dua bulan bersama dengan komunitas dan belajar situasi hidup serta keseharian di tempat mereka tinggal. Pengalaman menetap tersebut menjadi tujuan penting bagi program residensi, yaitu untuk menghubungkan seniman dengan kondisi sehari-hari yang berbeda dari tempat asalnya dan menghubungkannya dengan beragam komunitas.

“JAGAD CILIK”

MELALUI PROGRAM CHILDREN ART ECOSYSTEM

Jagad Cilik adalah program aktivasi Biennale Jogja 18 “Kawruh” yang dirancang untuk anak-anak dan orang tua melalui praktik seni partisipatoris. Program ini membuka ruang bagi kolaborasi komunitas, lembaga pendidikan, dan seniman untuk menghidupkan ruang publik sebagai wahana kreatif yang mendidik sekaligus menghibur. Dalam Jagad Cilik, anak-anak diajak mengekspresikan imajinasi, pengalaman, dan perspektif mereka lewat seni rupa, cerita, dan permainan. Tidak hanya menghasilkan karya, program ini juga membangun ekosistem seni anak—menumbuhkan jejaring pengetahuan, kolaborasi lintas usia, serta pengarsipan memori kolektif. Melalui perjumpaan bersama orang tua dan seniman fasilitator, anak-anak hadir sebagai pencipta, pencerita, sekaligus kurator atas dunia kecil mereka: Jagad Cilik.

Program ini melibatkan anak-anak dari berbagai Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sanggar-sanggar di sekitar Desa Bangunjiwo, Panggungharjo, Kota Yogyakarta dan sekitarnya, serta beberapa program juga dapat diikuti oleh para pengunjung Pameran Karya Lokakarya Anak Jagad Cilik selama berlangsung. Adik-adik dari berbagai jenjang dibersamai oleh para fasilitator (seniman dan praktisi seni) untuk bermain bersama melalui lokakarya dengan ragam material, bentuk, dan sajian aktivitas bermain kisah melalui wayang sebagai gagasan dan arena bermain.

Wicara merupakan platform diskusi bagi para kurator untuk menyampaikan gagasan kuratorialnya kepada publik. Dalam program ini juga menghadirkan diskusi bagi seniman yang membahas mengenai karyanya, proses pengkaryaan, dan trivia-trivia didalam karyanya kepada publik.

Tur Anjangsana merupakan tur kuratorial merupakan kegiatan kunjungan ke lokasi pameran dengan maksud mendekatkan gagasan karya kepada publik. Mengingat lokasi pameran kali ini tersebar ke beberapa tempat, kunjungan akan dilangsungkan dalam kerangka tematik.

Baku Pandang merupakan program pementasan seni pertunjukan yang berfokus pada karya yang berdialog dengan gagasan mengenai lokalitas, baik karya-karya tradisi maupun karya dengan pendekatan dan bentuk inovatif yang berpijak pada lokalitas sebagai gagasan dan cara pandang. Program Baku Pandang akan menghadirkan seni pertunjukan karya dari warga, juga karya-karya seniman kontemporer yang mencoba berinteraksi dengan langgam tradisi lokal.

Partykelir merupakan agenda pemutaran film di kampung-kampung desa yang menjadi lokasi penyelenggaraan Biennale Jogja 18. Program ini akan bekerja sama dengan sejumlah platform pemutaran film di Yogyakarta dan sekitarnya. Film-film yang akan diputar berkisar pada tema-tema keluarga, anak-anak, sejarah, terutama yang berfokus pada aspek-aspek sosio-kultural suatu masyarakat. Program ini akan memutar film dengan ragam genre mulia dari fiksi, dokumenter, hingga eksperimental.

Bentang Silir adalah aktivitas yang menyisip di dalam penyelenggaraan pameran dan agenda lain. Program ini bisa berhubungan langsung atau tak langsung dengan kerangka tematik Biennale Jogja 18. Bentang Silir hadir sebagai peristiwa keseharian.

Pilin Takarir merupakan program yang berpokok pada aktivasi karya seniman Biennale Jogja 18. Program ini dihadirkan tidak saja untuk memunculkan artikulasi tahap lanjut bagi karya yang sedang dipamerkan, tetapi juga merupakan upaya perluasan gagasan dan pendekatan untuk membentang spektrum wacana ke dalam bentuk atau medium lain. Pilin Takarir akan berlangsung reguler selama penyelenggaraan Biennale Jogja 18 berlangsung.

Lokakarya yang menjadi pertemuan interaktif dengan melibatkan sekelompok orang dan berfokus pada penguatan interaksi antara gagasan dan praktik ini akan menjadi agenda juga dalam pelaksanaan Biennale Jogja 18. Tidak hanya dimaksudkan sebagai ruang berbagi pengetahuan, lokakarya hadir sebagai upaya menghadirkan pengalaman kolektif yang mendorong eksplorasi, percobaan, sekaligus artikulasi baru atas tema yang diangkat. Melalui pendekatan partisipatif, lokakarya menjadi medium untuk memperluas pemahaman serta menautkan perspektif lintas disiplin.

Bekerja sama dengan Yayasan Biennale Yogyakarta, program residensi MTN Lab di Biennale Jogja kali ini akan menjadi ruang bagi seniman dan kurator muda untuk bereksperimen, berdialog, serta membangun jejaring. MTN Lab adalah ruang penciptaan dan pengembangan karya melalui residensi, inkubasi, dan masterclass yang mendukung proses kreatif secara menyeluruh. Kegiatan ini merupakan bagian dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya, sebuah program strategis nasional yang dikelola Kementerian Kebudayaan. MTN Seni Budaya bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan, serta menghubungkannya dengan peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar di tingkat nasional maupun global.