Site Loader

Gagasan tentang translokal dan trans-historis dimunculkan untuk memberi ruang bagi sejarah yang lain dengan spirit yang sama, meskipun berada dalam Kawasan di luar global selatan. Pengalaman selama menjalankan Biennale Jogja Equator (BJE) Putaran Pertama lalu menunjukkan bagaimana pentingnya merawat kepercayaan dan pengetahuan lokal, keterampilan yang didasarkan pada filsafat tentang alam dan kehidupan, serta kedaulatan masyarakat adat. Dalam Kawasan Global Selatan, di mana masyarakat masih hidup dalam semangat komunal dan spiritualitas yang merepresentasikan kedekatan dengan alam, ada banyak sekali prinsip kehidupan yang berharga untuk menjadi pengetahuan. BJE melalui konsep translokal berupaya menghubungkan pengetahuan di satu lokalitas dengan lokalitas lain, sistem seni dan kebudayaan yang berbasis pada situasi-situasi adat spesifik, serta artikulasi pengetahuan yang lebih berakar pada bahasa-bahasa lokal.

Kuat Akar Kuat Tanah menjadi metafora untuk menunjukkan solidaritas trans-nasional dan gerakan translokal sebagai pijakan bagi kerja-kerja bersama para pelaku seni, budaya dan aktivis dari Global Selatan. Dengan menelusuri gerakan-gerakan akar rumput di berbagai wilayah nusantara yang beragam dan punya konteks spesifik, simposium ini berusaha menghubungkan praktik dan bentuk gerakan yang berbeda satu sama lain untuk bisa menjadi ruang saling berbagi dan membayangkan masa depan dunia baru. Kesadaran akan pentingnya membangun jejaring pengetahuan lokal untuk memperluas akar akan memperkuat tanah di atasnya, menjadi kolektif yang lebih kukuh. 

Trans-nasional(itas) menjadi cara untuk menghubungkan gerakan lokal melampaui batas negara dan kawasan, di mana situasi pasca kolonial direka menjadi strategi untuk mewujudkan kesetaraan.

Simposium Khatulistiwa akan berlangsung 28-29 Oktober 2022 di Concert Hall, Pascasarjana ISI Yogyakarta, Jl. Suryodiningratan No. 8, Mantrijeron, Yogyakarta. Dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan: Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A. dan Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta: Alia Swastika. Dilanjut dengan seminar berjudul Praktik Seni Global dan Dekolonisasi oleh penceramah kunci Jeebesh Bagchi (Raqs Media Collective, India) lalu dilanjut dengan 3 sesi lainnya. Di hari kedua seminar berlanjut dengan judul Kolektivisme dan Imajinasi Trans-Nasional oleh penceramah kunci kedua yaitu Baan Norg Collaborative (Jiradej Meemalai & Pornpilai Meemalai), lalu pemateri lainnya dalam 4 sesi. Acara ini akan dihadiri oleh 50 peserta baik mahasiswa maupun umum.