“Light Makes Believe”
Seniman: Fendry Ekel & Marco Cassani
Sarang 1 Building
Kalipakis RT. 05/II Tirtonirmolo
Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Sarang 1 Building, Jumat 3 November 2017 pukul 16.00 WIB berlangsung
artist talk sebagai lanjutan dari pameran seni rupa di Studio Kalahan,
Gampingan dengan judul Light Makes Believe.
Artist talk menghadirkan dua seniman sebagai pembicara utama yakni Fendry Ekel & Marco Cassani. Mereka menceritakan proses dan konsep karya yang dipamerkannya. Dimulai dari Fendry Ekel, yang selama ini tertarik dengan tema-tema sekitar hubungan antara manusia dan ingatan. Baginya, kondisi ini membuat lampu neon menjadi objek yang menarik untuk menggambarkan kesan pada karyanya. Ekel tertarik dengan cahaya, karena menurutnya cahaya tidak terbatas pada sebuah pancaran keindahan atau bahkan pada fungsinya sebagai penerangan. Lebih jauh, cahaya dapat serta membawa bahasa metafor.
Sedangkan Marco menceritakan pengalamannya selama menggarap karya di Studio Kalahan. Baginya ini adalah pengalaman yang sama sekali baru. Selama ini ia kerap mengerjakan karya seninya di dalam ruang studio, namun kali ini berbeda. Nuansa studio kalahan dikelilingi oleh orang-orang yang aktif membantu proses pengerjaan karya Heridono, atau bahkan mengerjakan
pekerjaan rumah. Tentu menjadi spirit yang berbeda ketika bertemu dengan lingkungan demikian. Berbeda dengan karya Ekel, Marco lebih tertarik pada penggunaan cahaya sebagai medium pendukung dalam karyanya. Baginya, cahaya dapat melahirkan bentuk baru. Bentuk baru yang diakibatkan oleh susunan cahaya atau lampu. Ketika keduanya ditanya terkait proses kreatif, Ekel menambahkan, banyak cara untuk melakukan proses penciptaan karya, dimulai dari studio, bisa pula ketika sedang berada di jalan atau berbagi pekerjaan dengan asisten atau artisan. Pada kondisi kerja bersama dalam satu tempat, komunikasi menjadi hal yang penting. Ia pun menyatakan, bahwa proses kekaryaan dilakukan dengan cara yang sederhana, tidak seperti membuat benda fungsional.
Sederhananya, seperti menaruh cat di atas kanvas. Pengalaman saat melihat seni itu sendiri akan menjadi keajaiban, dan tidak ada hal yang ajaib atau sakral dalam membuat karya seni. (Rio Raharjo)