SENIMAN PESERTA
Konstruksi Semesta
Kanvas, benang, dacron, frame, kaca
113 cm x 113 cm
2015
Dengan meminjam pola lukisan Bali khususnya gaya batuan yang pada umumnya menggambarkan berbagai adegan-adegan kegiatan masyarakat Hindu Bali tergambar pada sebidang kanvas tanpa bagian yang dibiarkan kosong. Lukisan kehidupan keseharian, berbagai aktifitas masyarakat tradisional, ritual keagamaan, upacara adat yang meriah, riuh, kolosal menggambarkan jelas dari lelaku kehidupan orang Bali, seolah merupakan konstruksi kehidupan manusia Bali yang menjadi sebuah keharusan dilakukan untuk keberlangsungan hidup.
Sebagai orang Bali yang tumbuh besar dengan wawasan modern dan memiliki kesadaran individual dengan kebebasan berpikir dan berekspresi, menimbulkan pertanyaan tentang aspek individualitas dalam ikatan komunal masyarakat saya sendiri. Memilih subject matter dari corak lukisan tradisi yang menghadirkan gambaran kehidupan komunal dan ritualitas masyarakat Hindu Bali yang saya hadirkan dalam representasi relief canvas, sebagai cara yang subyektif dengan tujuan persoalan atau pertanyaan-pertanyaan saya sebagai orang Bali sendiri. Ikatan komunal yang kuat mulai dari ikatan kekeluargaan dalam lingkup keluarga besar maupun ikatan adat bagian dari sistem adat yang kuat, yang terikat pada kewajiban sosial dan ritual keagamaan.
Made Wiguna Valasara (l. 1983, Bali)
Sebagai tempatnya lahir dan tumbuh, Bali dan tradisi keseharian telah memengaruhi karya-karya I Made Wiguna Valasara dengan cara tersendiri. Menyelesaikan pendidikan tinggi di Jurusan Seni Patung dan Seni Lukis ISI Yogyakarta, Valasara melihat kanvas bukan sebatas media pendukung, tetapi juga sebuah bahasa dalam senirupa. Perspektif ini menantangnya untuk merespon kanvas dengan menciptakan kontur, tekstur, dan volume dengan menjahit dan mengisi kanvas, alih-alih menggoreskan kuas dan cat ke atasnya. Beberapa tahun belakangan, Valasara menjadikan adat sebagai sumber kegelisahan dan inspirasi. Perhatiannya terutama tercerap pada proses tarik-menarik antara individualitas (beserta kebebasannya untuk berpikir dan berpendapat) dan komunalitas, dalam konteks konstruksi masyarakat Bali berikut seluruh ritus tradisi dan aktivitas keagamaannya.
2011 [Residency & Exhibition] Transit, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung
2011 [Group Exhibition] 1001 doors: Reinterpreting Traditions, Ciputra Marketing Gallery, Jakarta
2012 [Award] Finalists, UOB Painting of The Year 2012
2012 [Award & Exhibition] UOB Paintings of The Year 2012, Jakarta
2013 [Group Exhibition] SEA+ Triennale, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta
2013 [Award & Exhibition] Indonesia Art Award 2013, Galeri Nasional, Jakarta
2013 [Group Exhibition] Irony in Paradise, Arma Museum, Ubud, Bali, ID
2013 [Award] Finalists, Indonesia Art Award
2014 [Award & Exhibition] UOB Painting Art Award, Paza UOB, Jakarta
2014 [Group Exhibition] Symbol, Spirit, Culture, Edwin’s Gallery, Jakarta
2014 [Award & Exhibition] In Between/Diantara, Trimatra national competition, Salihara, Jakarta
2015 [Art Fair] Bazaar Art Jakarta 2015, Presented by Bale Project, Jakarta
2015 [Group Exhibition] Urban Spirituality, Sudakara Art Space, Sanur, Bali
2016 [Art Fair] Playing Balinese at Art Stage Singapore 2016, presented by Equator Art Pro-jects
2016 [Group Exhibition] Di Ruang-ruang Terbuka, Komunitas Salihara, Jakarta
2016 [Art Fair] Art Stage Jakarta 2016, Presented by Bale Project, Jakarta
2016 [Group Exhibition] Art Jog 2016: Universal Influence, Jogja National Museum, Yogyakarta
2016 [Group Exhibition] Avanzi, Biasa Art Space, Jakarta